Dosen UMY Terapkan Telemedicine di Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang menjadi mitra dalam pengabdian ini yaitu Klinik PKU Muhammadiyah Berbah dan Klinik Pratama 24 Jam Firdaus.
Berdasarkan analisis situasi Klinik PKU Muhammadiyah Berbah dan Klinik Pratama 24 Jam Firdaus menunjukkan bahwa klinik mengalami masalah sebagai penyedia layanan kesehatan dengan Continuity of Care bagi pasien.
Di masa pandemi Covid-19, pasien berisiko lebih besar terinfeksi jika tidak melakukan pembatasan diri dengan lingkungan luar meskipun pasien memiliki hak untuk mengakses layanan untuk meningkatkan kesehatannya.
Klinik berada di posisi dilematis untuk tetap memberikan perawatan yang berkelanjutan namun tetap memegang prinsip patient safety, utamanya di masa pandemi Covid-19. Kondisi ini berdampak pada kunjungan pasien umum dan BPJS mengalami penurunan derastis mencapi 50%.
Di era industri 4.0, Klinik Firdaus dan Berbah telah mengembangkan dan mengimplementasikan e-Rekam medis (e-RM) dalam memberikan layanan kesehatan agar efektif dan efisien.

Oleh karena itu, Dosen Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Arlina Dewi lakukan pengabdian masyarakat berupa penerapan telemedicine di fasilitas kesehatan dalam optimalisasi Continuity of Care.

Inovasi ini di manfaatkan untuk mempermudah petugas kesehatan dalam memberikan layanan. Hal ini berpotensi untuk mengintegrasikan e-RM dengan layanan telemedicine sesuai dengan standar Permenkes No.20 Tahun 2019.
Telemedicine yang dikembangkan ini, berbeda dengan yang banyak tersedia saat ini (mis. halodoc, allodoc), karena catatan pelayanan yang diterima pasien akan tersimpan dalam e-RM klinik dan pelayanan dilakukan secara video call bukan hanya chat.
Pengembangan dan penerapan telemedicine di Klinik berpotensi untuk mengoptimalkan layanan Continuity of Care antar fasilitas kesehatan untuk layanan konsultasi dan diagnosis pasien.
Alur telemedicine dapat dilakukan antara pasien dirumah dengan petugas kesehatan di Klinik, atau pasien Klinik dengan petugas kesehatan di layanan rujukan (rumah sakit atau Klinik lain).
Pictures by kominfo.ngawikab.go.id
Implementasi telemedicine dengan alur ini akan memberikan kenyaman pasien kronis atau lansia dengan meminimalkan akses dengan lingkungan luar karena dilakukan dengan sistem jarak jauh.
Penerapan telemedicine menjadi metode layanan Continuity of Care jarak jauh agar engagement, komunikasi dan hubungan antara pasien dan petugas kesehatan tetap terjaga dengan baik dan pasien merasa terpantau dan terjamin kesehatannya karena sewaktu-waktu dapat berkomuniaksi dengan petugas kesehatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *