Dosen UMY Terapkan Pendidikan Sadar Diri “No Smoking” Bagi Santri PP Salafiyah

Rokok merupakan momok menakutkan bagi kesehatan setiap individu, tua ataupun muda. Pengguna rokok berasal dari berbagai kalangan dan lingkungan, termasuk lingkungan sekolah. Bahkan di lingkungan pesantren, banyak dijumpai penikmat dari gulungan tembakau ini. Permasalahan ini dikarenakan kurangnya edukasi mengenai bahaya rokok, baik bagi mereka yang mengkonsumsi ataupun yang hanya terpapar asap rokok.

Sumber Foto: Bukalapak

Pondok Pesantren (PP) Salafiyah termasuk lembaga pendidikan agama yang menginginkan edukasi bahayanya rokok bagi kesehatan individu. Bersama dengan Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) yang diketuai oleh Azam Syukur Rahmatullah dosen Magister Studi Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) akan melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan kesadaran diri, untuk tidak membudidayakan rokok di lingkungan pesantren.

Pada pengabdian ini, Azzam bersama dengan tim pengabdi akan menawarkan solusi kepada pihak PP Salafiyah untuk mencegah santri dan pengurus dari perilaku merokok di lingungan pesantren. Berikut solusi yang ditawarkan:

Pertama, mengadakan kegiatan sosialisasi dan pendampingan terkait bahayanya mengkonsumsi rokok bagi pengurus dan karyawan PP Salafiyah. Tim pengabdi juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan yaitu Puskesmas Kuwarasan Kebumen, dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi dan pendampingan.

Kedua, memberikan program edukasi kepada para santri dengan mendatangkan mantan perokok, yang nantinya akan berbagi pengalaman mereka mengenai bahaya mengkonsumsi rokok. Ketiga, pembuatan poster dan pamflet di kelas yang berisikan ajakan untuk berhati-hati dengan bahaya rokok.

Keempat, pembuatan papan reklame yang nantinya dapat digunakan dengan memberikan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan bahayanya rokok. Kelima, mengadakan berbagai lomba untuk santri, dengan tema bebas rokok.

Dengan adanya kegiatan PKM ini diharapkan pesantren Salafiyah dapat menerapkan hidup sehat bebas dari ancaman berbagai penyakit akibat rokok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *