Pada Minggu, (14/1/24), Siti Aminah Tri Susila Estri, seorang dosen dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), turut menginisiasi sebuah program penting. Bersama tim dokter ahli dari Persatuan Dokter Kulit Dan Kelamin Seluruh Indonesia (PERDOSKI), ia mengadakan kegiatan pencegahan penyakit menular, khususnya skabies, di Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku siswa dalam pencegahan dan penatalaksanaan berbagai penyakit menular dalam kehidupan sehari-hari. Siti Aminah dan timnya telah menyusun langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut.
Tahapan kegiatan dimulai dengan focus group discussion (FGD) untuk menyamakan persepsi tentang tujuan dan teknis pelaksanaan kegiatan. Hasil FGD menetapkan asrama 10 Mualimin Yogyakarta sebagai pilot project kegiatan, yang akan difokuskan pada siswa kelas 2 Madrasah Tsanawiyah (MTS) atau kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang memiliki kasus skabies paling banyak.
Pemeriksaan kesehatan diawali dengan skrining melalui google form untuk mengidentifikasi siswa dengan gejala skabies atau penyakit lainnya. Kemudian, dilakukan pemeriksaan dan pengobatan oleh tim dokter pada tanggal 26 Desember 2023. Hasilnya, sebanyak 80 orang terdeteksi mengalami keluhan gatal atau sakit, di antaranya 23 orang terdiagnosis skabies.
Selain itu, dilakukan pelatihan tentang skabies dan cara penatalaksanaannya kepada santri dan pengelola sekolah. Acara pelatihan melibatkan perwakilan dari seluruh asrama di kampus Yogyakarta dan Sedayu, Bantul, serta perawat Poskestren dan pengelola Mualimin.
Program ini berlangsung sukses dengan pengobatan terhadap 67 orang terdiagnosis sakit kulit. Evaluasi pelaksanaan kegiatan direncanakan untuk dilakukan pada bulan Pebruari 2024, guna memastikan keberhasilan sistem untuk meminimalkan kasus skabies di Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Program ini mendapat apresiasi dari pengelola dan petugas Mualimin atas kontribusinya dalam mengurangi bahkan menghapus kasus skabies dari institusi tersebut. Rangkaian kegiatan ini melibatkan 300 orang siswa, musyrif, dan pengelola Mualimin Yogyakarta.