Masyarakat Yogyakarta saat ini menghadapi masalah serius terkait darurat sampah yang dipicu oleh tidak optimalnya fungsi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, yang selama ini menjadi tempat utama pembuangan sampah bagi seluruh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam menghadapi krisis ini, Prof. Imamudin Yuliadi, seorang dosen dari Program Studi Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), mengadakan pelatihan pengelolaan sampah berbasis komunitas di Masjid Al-Ikhlas Mergangsan Lor, pada Minggu, (24/12/2023).
Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan bekerjasama dengan Takmir Masjid Al-Ikhlas, PRM Mergangsan Lor, dan Komunitas Bank Sampah Yogyakarta Jaringan Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) Kota Yogyakarta. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan jamaah masjid Al-Ikhlas Mergangsan Lor dalam mengelola sampah secara mandiri, sebagai langkah awal menuju lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan sejahtera.
Pelatihan ini terbagi menjadi dua bagian, yakni teori dan praktik. Materi teori pengelolaan sampah dimulai dengan penekanan pada pentingnya menjaga kebersihan hati, diri, dan lingkungan dari perspektif agama Islam. Dalam materi tersebut dijelaskan bahwa pengelolaan sampah dimulai dari keluarga dengan prinsip mengurangi produksi sampah, menggunakan kembali barang-barang, dan mendaur ulang sampah untuk menghasilkan barang bernilai ekonomi.
Sementara itu, bagian praktik pengelolaan sampah menunjukkan cara pengelolaan sampah organik dengan menggunakan alat peraga sederhana dari kaleng bekas cat, yang dirancang untuk menghasilkan pupuk organik dan “magot” yang dapat dijual untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Limbah berbahaya seperti bekas cat, parfum, obat-obatan, dan bahan kimia, diolah dan dikumpulkan oleh pemerintah kota Yogyakarta untuk dihancurkan agar tidak mencemari lingkungan.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi dan tanya jawab, yang secara keseluruhan memberikan kesadaran dan pengetahuan bagi jamaah masjid Al-Ikhlas Mergangsan Lor dalam mengelola sampah secara mandiri, dengan harapan dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat, bersih, dan sejahtera.