Aksi Nyata: UMY Lakukan Pemantauan Kesehatan Pekerja Migran Indonesia di Hongkong

Sri Sundari, dosen Kedokteran di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), telah sukses melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat berjudul “Improvement Knowledge and Screening Non Communicable Disease For Indonesian Migrant Worker In Hongkong.” Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Cabang BNI Hongkong dan ditujukan khusus untuk Diaspora dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hongkong.

Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta melakukan skrining penyakit tidak menular, kegiatan ini merupakan hasil kerjasama antara Tim Pengabdian Prodi Kedokteran yang diketuai oleh Sri Sundari, Hongkong University, Konsulat Jendral Hongkong, dan PCIA Hongkong. Dengan durasi dua hari, kegiatan ini melibatkan 88 peserta yang aktif mengikuti penyuluhan dan skrining.

Tahap pertama kegiatan fokus pada penyuluhan terkait penyakit tidak menular seperti Diabetes Mellitus, Penyakit Kardiovaskular (Hipertensi, Stroke, Jantung), Penyakit Kanker, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Pada tahap kedua, dilakukan skrining terhadap seluruh peserta yang mengungkapkan bahwa 50% dari peserta terdiagnosis menderita Hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Fakta ini menyoroti pentingnya perhatian khusus terhadap para pekerja migran, mengingat mereka merupakan sumber devisa negara. Biaya kesehatan yang tinggi di Hongkong menegaskan perlunya tindakan pencegahan sebagai bekal bagi pekerja migran. Hal ini menekankan perlunya peran pemerintah dalam memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit tidak menular/degeneratif sebelum pekerja migran berangkat ke luar negeri.

Partisipan menunjukkan antusiasme tinggi terhadap kegiatan ini dan merasa sangat bermanfaat. Mereka berharap kegiatan serupa dapat diadakan secara kontinyu setidaknya sekali atau dua kali setahun. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sukses berkat kerjasama dari berbagai pihak, hasilnya mampu mendiagnosis 50% peserta terdiagnosis Hipertensi dan meningkatkan pengetahuan mereka tentang penyakit tidak menular.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *