Program Pengabdian Masyarakat Sukses Dongkrak Produksi Batik Tulis di Sleman

Sebuah pengabdian masyarakat telah dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari Novi Caroko, dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Wahyudi, dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Ali Minanto, dosen Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (UII), serta Eni Budiyati, dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Pengabdian ini berhasil meningkatkan keterampilan dalam produksi batik tulis di Hunian Tetap Pager Jurang, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

Program pengabdian masyarakat ini menjalin kemitraan dengan perajin batik Serat Merapi yang sudah beroperasi sejak tahun 2013. Setelah melalui proses identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh mitra, terdapat dua isu utama yang diidentifikasi, yakni dalam aspek produksi dan pemasaran. Fokus utama dari program ini adalah meningkatkan dan memperbaiki usaha mitra dalam hal produksi dan pemasaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, program ini menerapkan metode pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA).

Kompor Listrik Pemanas Lilin (Malam)
Kompor Listrik Pemanas Lilin (Malam)

Program ini melibatkan serangkaian langkah kerja yang meliputi persiapan, sosialisasi, penyelesaian masalah terkait produksi dan manajemen yang dihadapi oleh mitra, serta evaluasi bersama. Dalam tahap penyuluhan dan demonstrasi, tim pengabdian masyarakat berhasil meningkatkan efisiensi produksi batik tulis dengan memperkenalkan penggunaan kompor listrik kepada seluruh anggota kelompok batik tulis Serat Merapi. Proses penyuluhan dan demonstrasi dilakukan dengan cara yang mudah dipahami oleh semua anggota Serat Merapi.

Melalui analisis biaya yang dilakukan, diketahui bahwa penggunaan kompor listrik dapat menghasilkan penghematan dibandingkan dengan penggunaan kompor minyak tanah. Dalam satu bulan, biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan kompor listrik hanya sebesar Rp 58.410,00, sedangkan untuk kompor minyak tanah mencapai Rp 255.000,00. Kelebihan lainnya dari kompor listrik adalah kemampuannya untuk disesuaikan dengan daya listrik rumah produksi, pengaturan suhu yang optimal untuk melelehkan lilin pada malam hari, kemampuan pelarutan lilin yang lebih cepat, serta menghasilkan kualitas lilin yang baik.

Hasil pengabdian yang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat ini dapat dikatakan berhasil, terutama karena memberikan tambahan pengetahuan dan menerapkan teknologi baru pada kelompok perajin batik tulis Serat Merapi. Keberhasilan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan usaha batik tulis di Hunian Tetap Pager Jurang.


Sumber:

Caroko, N., Wahyudi, Ali Minanto, & Eni Budiyati. (2023). Peningkatan Kapasitas Produksi Perajin Batik Tulis Hunian Tetap Pager Jurang Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 6(5), 1816-1825.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *